Menggunakan Twitter Sebagai ‘Brand Bulding’

Kita mengenal 2 social media yg pasti akrab kita sambangi yaitu FB dan Twitter. Keduanya punya karakter yang berbeda sama sekali. Jangan menyamakan keduanya, dan jangan menerapkan pola komunikasi yg sama pada kedua jenis soc-med tsb. Terlebih dengan tujuan untuk membangun BRAND kita.

Yang ingin saya bahas adalah si primadona saat ini yaitu Twitter. Tulisan ini saya rangkum dr beberapa sumber yg kompeten, salah satunya adalah pakar online strategist yang juga Penasehat TDA yaitu Nukman Luthfie. Sumber lain adalah dari hasil ‘sharing’ para tweeps (para pekicau di twitter), seperti sahabat saya owner MOZ5Salon.

Untuk membuka wawasan seberapa beda sih Twitter itu (yg sudah kecanduan Twitter silakan lewati saja), silakan disimak:

1. Twitter itu jejaring informasi dengan 2 pola hubungan: following dan followers.

2. Kita follow orang bukan karena kedekatan hubungan, tetapi lebih karena apakah informasi 140 karakternya menarik atau tidak.

3. di FB, sebaliknya, kita tidak akan berteman jika tidak kenal sebelumnya. Butuh kedekatan emosional utk menjadi teman di FB.

4. Hubungan di FB itu SETARA. Hanya 1 hubungannya: FRIEND. Ini kebalikan Twitter: kita bisa follow tapi seringkali tidak di-follow back.

5. Karena harus kenal, maka teman di FB pun dibatasi 5 ribu. Otak kita tidak sanggup mengingat teman terlalu banyak.

6. Sebaliknya, jumlah following dan followers di Twitter tidak dibatasi, karena kita tidak dituntut untuk mengenal yang kita follow dan follower.

Semoga tweet 1-6 tadi menjelaskan beda Twitter sebagai jejaring informasi dan FB sebagai jejaring sosial.

Catet yaaa, pertemanan di FB itu HARUS KENAL. Jadi jangan sakit hati kalo gak diapprove. Kalau di-unfollow di twitter juga nggak boleh marah, itu artinya timeline kita tidak menarik bagi follower.

Nah bagaimana membangun BRAND AWARENESS di Twitter. Nanti dulu, latar belakang dulu yah. Saya baca di detik.com (saya follow di Twitter: @detikcom) bahwa perusahaan PC terkemuka DELL menangguk untung sekian milyar USD gara gara kontinyuitasnya nge-tweet di Twitter.

Gampang sih, brand sudah terkenal pasti cepet dapat follower, apalagi artis pasti laris deh. Marketer DELL semuanya terkoneksi dengan Twitter, dan mereka punya kewajiban menyapa follower-nya. Di Twitter mereka banyak mendapatkan feedback dari follower yang mungkin adalah pelanggan DELL. Dan itulah aset DELL, follower dan feedback-nya.

Sekarang bagaimana dengan kita para start up business. Yah sekaranglah waktunya buat akun Twitter, silakan bikin akun pribadi, tapi yang penting adalah akun bisnis kita.

Nah bagaimana caranya memanfaatkan Twitter untuk mengenalkan BRAND kita. Ada beberapa prinsip yang saya rangkum dari berbagai pendapat para ahli untuk berkomunikasi di Twitter:

1. Content
Seberapa seringpun kita nge-tweet, kalau ‘content’ tidak menarik, lama lama akan ditinggalkan follower (unfollow). Cari konten2 yang menarik, tentu yang berhubungan dengan bisnis kita, komunikasikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, karena follower kita heterogen. Yang paling penting adalah : jangan beriklan secara vulgar di twitter. Pengguna Twitter adalah netizen (istilah Hermawan K) yang merdeka, mereka tidak mau didikte dengan iklan, apalagi dibombardir iklan. Jadi iklan yang vulgar adalah HARAM di Twitter, sebaiknya lakukan dengan halus sehingga follower kita tidak menyadari itu adalah iklan.

2. Commnunication.
Untuk cepat ‘engagedd’ di dunia Twitter, sering2lah menyapa follower, atau bisa juga ‘nyamber’ istilah untuk merespon tweet dari tweeps lain. Komunikasi yang terus menerus searah di twitter kurang efektif untuk menarik follower. Jadi komunikasi kita harus bisa memancing respons pengguna Twitter. Jika sudah ‘engaged’ di dunia Twitter, kita bisa mengomunikasikan Brand atau produk kita, tentu saja prinsip egaliter (setara) harus dipegang. Follower kita kedudukannya adalah setara dengan kita, lebih jauh lagi…customer kita setara kedudukannya dengan kita. Jadi model2 komunikasi yang bombastis HARAM hukumnya.

3. Continuity.
Membangun BRAND di Twitter tidak bisa dibangun dalam semalam….ini samasekali tidak instan. Kontinyuitas harus dijaga, begitu riuhnya dunia Twitter, sekali kita terjun di dalamnya, kita akan dibombardir oleh beragam informasi baik itu berguna atau hanya sampah. Jika kita mengabaikan kontiyuitas, Brand kita akan tenggelam. Padahal tujuan kita membangun brand adalah supaya melekat di benak konsumen.

4. Consistency
Hari ini kita buka akun Twitter belum tentu sebulan follower kita bisa mencapai 100 orang. Bagi Brand2 startup, meraih follower bukan suatu hal yang gampang. Namun, harus kita lakukan mulai sekarang. Dan jangan langsung berharap, dengan buka akun Twitter, omset penjualan kita langsung melesat. He he tidak seperti itu, yang kita bangun adalah fondasi brand kita dulu. Tujuan jangka panjangnya adalah meraih sebanyak mungkin follower, mengomunikasikan brand atau produk kita, dan mendapat feedback dari para follower/customer kita.

Tips2 untuk cepat ‘tune in’ di Twitter:
1. Follow orang2/perusahaan/brand yang tepat. Tapi untuk permulaan meraih follower adalah follow sebanyak2nya, nanti kalau sudah ada beberapa follower kita bisa lakukan seleksi ulang siapa2 yang kita follow.

2. (Listening) Jadilah pendengar yang baik, dapatkan aura dari kicauan orang2 di Twitter. Pelajari hal2 yang membuat orang tertarik.

3. (Engaged) Jadilah pihak yang responsif, sapa beberapa orang, jawab jika ada pertanyaan (tentu yang kita tahu), berikan info yang kira2 dibutuhkan orang.

4. (Speaking) Waktunya bicara….

Tapiii…nge-tweet bisa bikin kecanduan, kalau kita terlalu asyik di dalamnya, wah kerjaan yang lain jadi terlupakan. Bagi yang berbisnis online, wajib lho punya akun Twitter aktif. Siapkan seorang staf untuk ‘tune in’ di sini, beri pelatihan, dan delegasikan pengetahuan dan kebiasaan kita di dunia Twitter.

Twitter bisnis saya masih saya pegang sendiri, karena saya masih proses ‘engaged’ belum dalam tahap ‘speaking’. Saya berhati hati untuk mendelegasikan ke staf, karena jika ada kesalahan bisa bisa ditinggal follower.

Tapi ingat, Twitter hanyalah salah satu ‘tool’ untuk membangun brand, ‘tool’ lain masih banyak. Tapi ditengah makin meningkatnya pengguna internet, sungguh mubadzir untuk tidak memanfaakan kelebihan ‘tool’ ini untuk kepentingan bisnis kita. Membangun Brand di dunia maya (khususnya Twitter) adalah sarana yang murah.

So…dengan makin banyaknya netizen (pengguna internet aktif), apakah kita hanya jadi penonton saja keriuhannya. Suatu saat nanti bisa diperkirakan bahwa semua transaksi jual/beli adalah transaksi online.

Salam, semoga bermanfaat.

2 thoughts on “Menggunakan Twitter Sebagai ‘Brand Bulding’

  1. Wah, tulisan menarik juga nih Jeng..Hehehe..Aku itu agak keterlaluan, sdh aktif menggunakan fb dan twitter, tapi baru ngeh ada perbedaan besar dari ke-2 makhluk itu. Begitu pula cara pemakaiannya, selama ini hantam kromo…Moga2 besok insap lah aku. Ngmomong2 Tukaran ling blog yukkkk…:)

Leave a comment