Online Store Dalam Berbagai Style

Saya hobi banget mengamati, tentu diam diam. Dulu sudah agak bosen dengan Facebook, tapi sekarang Facebook jadi situs yang tersering saya buka. Bukan untuk memperturutkan hawa narsis update status sih, kalau yang ini bener bosen, tapi untuk diam diam menikmati ocehan grup grup di Facebook.

Salah satu grup Facebook yang menarik perhatian saya adalah grup owner Online Shop. Grup ini isinya gado gado. Member terbanyak adalah para ibu ibu muda yang sambil kerja kantoran atau sambil momong anak menjalankan online shop/store. Tentu online shop-nya bukan model seperti Zalora, Rakuten. Online shop mereka hanya memanfaatkan fasilitas Facebook beserta Fanpage-nya. Kalau ada yang punya web, paling paling yang berbasis blog, itupun desainnya ala kadarnya dan gak pernah di-update.

Menikmati celotehan mereka di grup wuaaahh, ruamee banget. Isinya kebanyakan curhat. Dan curhatnya dari yang mulai hal pribadi suami istri, anak anak, mertua, tetangga, dan customer. Ha ha ha ada sih laki laki yang gabung di sini, pastinya mereka menikmati ya saat ibu ibu itu curhat tentang KB yang gagal, suami yang menjengkelkan, mertua yang cerewet, dan para emak emak ini (sebutan akrab mereka) gak sungkan sungkan menggeber kehidupan pribadinya di grup. Ha ha ha saya membayangkan pasti suami mereka akan merah padam jika tahu dirinya digosipin di grup.

Pertama tama saya ‘under estimate’ dengan keberadaan online shop mereka. Facebook gitu lho, pengalaman pribadi dari Fanpage Facebook nilai conversion-nya rendah. Tapi sumbangan traffic-nya ke web bisnis saya selalu nangkring nomer satu di referral traffic source (Google Analytic). Itulah alasan kenapa Fanpage harus terus di-update.

Nah para ibu ibu ini dengan hanya berbekal Fanpage dan akun Facebook personal menggelar dagangannya, dari mulai popok bayi, fashion, makanan, obat, herbal, jasa desain grafis, banyak deh macamnya, bahkan yang tak terbayangkan sekalipun. Bisa jadi 1 Fanpage jualannya macam macam. Pokoknya palu gada…..

Eh tapi jangan salah, beberapa dari mereka ternyata bisa mendulang sales yang menakjubkan. Saya menyimpulkannya dari curhat mereka. Ada yang mengeluh minta tambahan tenaga kerja, ada yang curhat tidur cuma 4 jam sehari demi memenuhi order pelanggan. Dan mereka membuktikannya dengan foto foto gunungan tumpukan paket paket yang akan dikirim ke pelanggan. Saya percaya itu, karena para emak emak ini karakternya jujur, saking jujurnya sampai masalah pribadi dicurhatin di grup 😀

Seperti apa sih model online shop mereka. Waduh ngomongin ini kadang bikin saya terkaget kaget. Dari celotehan mereka saya menyimpulkan bahwa sebenarnya beberapa dari mereka kurang sungguh sungguh menjalankan online shop. Atau bisa jadi mereka sebenarnya komit 100%, cuma belum tahu ilmunya. Ilmu bagaimana sih mengelola online shop yang benar dan punya potensi untuk bertumbuh. Saya juga mengais ilmu dari mana mana, kadang bener kadang gak.

Mungkin juga karena masih menganggap sebagai kegiatan sampingan, jadi dikelola dengan kesanggupan ala kadarnya. Mereka melayani dengan terlalu banyak excuse, yah bagaimana lagi, mereka menjalankan online shop-nya dangan banyak keterbatasan.

Coba baca contoh curhat seru mereka:

– Untuk online mereka kebanyakan hanya berbekal BB, alasannya BB mobile, gampang dipake, bisa sambil mandiin anak, sambil masak. Jadi kalau ada customer yang ngajak bbm pas mereka sedang sibuk dengan santainya mereka bilang “ntar ya sis, masih mandiin anak nih”.

– Bahkan ada yg curhat di grup “gimana sih customer itu, apa nggak tahu kalau jam jam segini saya lagi sibuk di dapur, memangnya saya gak punya kerjaan lain selain bales bbm” hi hi hi, dijamin tertawa geli membaca ini.

– “Gimana ini customer, sudah pilah pilih, sudah nawar, katanya sudah oke, barang sudah saya booked dan bayar di supplier, eh ternyata batal”.

Saya beberapa kali menjadi customer mereka, saya suka membeli dagangan teman teman. Melihat bagaimana sih mereka melayani pelanggan. Saya bisa belajar dari sini. Mungkin hal hal yang berbau keakraban seperti itu yang membuat mereka punya banyak pelanggan (beberapa sih). Obrolan akrab via bbm dengan pelanggan, menyapa pelanggan dengan sapaan yang akrab (mbak/sis) seolah olah sudah mengenal customer, tidak formal seperti khas online store besar yang menyapa dengan Pak/Bu. Mungkin itu yang membuat pelanggan mereka merasa nyaman.

Satu lagi yang unik dari online shop teman teman saya dalam menyiasati terbatasnya modal. Yaitu ‘kulbar’ atau kulak bareng. Teman teman yang terbatas modalnya, mengajak teman teman yang lain yang jualannya sama untuk bikin PO (Purchase Order) bareng bareng, jadi satu gitu, jadi biaya lebih murah dipikul bareng bareng, tapi dapat potongan harga lumayan dari supplier. Solusi smart kan.

Membandingkan dengan cerita teman yang pernah belanja di online store raksasa Lazada, dengan fitur pelayan ‘Bayar di tempat lebih dari 100 kota’. Teman saya benar menerima paket dan bayar di tempat pada kurir yang mengantar, dan itu bukan di Jakarta, tapi di Bali. Bikin saya geleng geleng, betapa gudang mereka di mana mana. Duuh mau seperti itu.

Tentu tidak tepat membandingkan online shop yang dikelola teman teman grup saya dengan online store bermodal raksasa macam Lazada itu. Teman saya mengelola online shop-nya masih sebatas pekerjaan sambilan. Tapi setidaknya kita tahu bahwa di belahan ‘dunia sono’, sudah banyak online store yang sangat memanjakan pelanggan. Karena nantinya 2-3 tahun ke depan persaingan online store akan sangat sengit.

Teringat kata kata owner bhinneka.com pas event Shopfair di Jakarta yang saya datangi. Dia membangun online store sudah 13 tahun yang lalu, hingga sekarang menjadi situs belanja komputer dan peripheral nomer 1. Tidak ada kesuksesan yang instan. Menurutnya lagi, beruntung yang sudah merintis online store tahun tahun lalu, karena untuk membuat online store baru saat ini dibutuhkan ‘talent & money’. Ah Pak, meski sudah dibikin tahun tahun lalu, juga masih sangat butuh ‘talent & money’.

Online Shop model model seperti punya teman saya, apakah masih akan eksis 5 tahun ke depan ya. Entahlah, tergantung ‘talent & money’ tadi dan tentu ‘passion’. Mungkin masih eksis, karena karakter pembelanja online di Indonesia berbeda dengan di luar. Orang kita masih suka berkomunikasi dengan penjual, mereka berharap bisa nego harga, atau bisa beli ritel dengan harga grosir :D. Atau malah bisa mengorek rahasia kulak di mana (biasanya reseller nih) yang berharap dapat sumber pertama untuk ikut jualan juga.

Tapi model model online shop seperti itu mungkin hanya cocok untuk pelanggan yang suka ngobrol dulu, suka nawar dulu, khas Indonesia banget.

Kalau dibandingkan dengan situs belanja amazon.com, amazon ini malah meniadakan menu chatting di web mereka, apalagi PIN BB, gak ada itu. Masuk akal sih, karena cost SDM di sana mahal, jadi mereka lebih memaksimalkan fungsi ‘shopping cart’ daripada menaruh CS untuk melayani pelanggan yang pingin ngobrol dulu.

Dulu di awal awal perjalanan aremafood.com, shopping cart hanyalah tempat belanja orang iseng. Tapi lama lama banyak juga yang sudah mempercayai dan menyukai belanja pakai ‘shopping cart’, gak harus nanya nanya dulu, gak pake nawar. Setelah dapat notifikasi dari engine e-commerce, pelanggan saya langsung transfer tanpa harus berkomunikasi dengan CS saya. Ini model pelanggan yang saya sukai he he he. Artinya apa…….belanja online (bener2 online gak pake ngobrol dulu) sudah mulai diterima di Indonesia. Jadi bisa dikatakan perilaku belanja online lama lama akan bergeser ke belanja mandiri (tanpa bantuan CS).

Bisa juga model online shop seperti punya teman saya, lama lama akan kena seleksi alam. Karena peta pertempuran online store tahun tahun ke depan pasti lebih tajam.

Semoga menjadi inspirasi buat para start up yang baru berkiprah di dunia bisnis online, tidak perlu berkecil hati, sekalipun gempuran online store raksasa di setiap media online makin merajalela. Online shopper di negeri kita punya karakter tersendiri, tugas kita mengenalinya. Tapi juga jangan terlena dengan keterbatasan (afirmasi buat diri sendiri). Saatnya belajar lebih cepat dan kerja keras.

14 thoughts on “Online Store Dalam Berbagai Style

  1. Instingku mengatakan dirimu akan sukses di online store Jeng. Good luck..keep up the good spirits..

  2. gagal pertamax xD, join ke grup itu ah latihan jadi bapak2 yg mengenal istri lebih dalam

  3. bagus mba postingnya…tapi kenapa cuma jadi pengamat diam2? ga ikutan nimbrung..:D

  4. Iya, semakin lama semakin banyak yg buka online store..juga membaa dampak positif seperti para pemilik ukm di daerah yg belum terjangkau penghuni kota besar, sperti di klaten via ukmklaten dot com, dengan begitu mereka bisa menjual dagangannya dg lebih mudah

  5. You are so interesting! I don’t think I’ve read a single thing like this before.
    So wonderful to find another person with a few genuine thoughts on this subject
    matter. Seriously.. thank you for starting this up.
    This website is something that’s needed on the internet, someone with some originality!

Leave a comment